Samsun : Agar Mereka Dapat Memperjuangkan Masyarakat
Asah Kemampuan Kader PDIP Melalui Kaderisasi Anggota

HUKUMKriminal.net, SAMARINDA : Selama 3 hari mulai 7 – 9 Agusutus, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Kaltim menggelar Pelatihan Tingkat Pratama melalui Badan Pelatihan dan Pendidikan Partai (Badiklat) secara secara hybrid online.
Bendahara PDI Perjuangan Kaltim Muhammad Samsun menjadi satu di antara beberapa kader terbaik partai politik besutan Megawati Soekarnoputri di Kaltim ini, mendapat kesempatan memberikan materi kepada 147 kader di seluruh Kabupaten/Kota di Kaltim.
“Kemarin saya diberi kesempatan untuk mengisi materi kepada para kader PDI Perjuangan se-Kaltim melalui Zoom. Hal ini penting, untuk mengasah para kader agar siap. Tujuan agar mereka dapat memperjuangkan masyarakat di Bumi Etam ini,” kata Samsun yang kini duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kaltim, Senin (9/8/2021).
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Kutai Kartanegara ini menjelaskan, pemahaman ideologi kader merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh para kader.
Begitu juga dengan menejemen dan tata kelola partai juga harus dikuasai oleh para pengurus partai dari tingkat Ranting, PAC, DPC dan DPD Partai, untuk mewujudkan PDI Perjuangan sebagai Partai Pelopor.
“Tidak kalah pentingnya, kader juga diberi keterampilan dalam hal advokasi, agitasi, propaganda untuk terus memperoleh simpati rakyat.” tegasnya menandaskan.
Baca juga :
- 147 Kader PDIP Se-Kaltim Ikuti Pendidikan Pratama Secara Hybrid Online
- Tidak Sebanding, Politisi PDIP Minta Vaksin di Kaltim Ditambah
Sehari sebelumnya, Sekretaris DPD PDIP Kaltim Ananda Emira Moeis juga telah memberikan materi kepada “Banteng” muda seluruh Kaltim dalam kaderisasi tersebut.
Nanda sapaan akrab Ananda menegaskan, kader harus mempunyai militansi dan watak gotong royong juga progresif revolusioner. Olehnya itu, setiap peserta diberikan pemahaman ajaran atau buah pikir bapak bangsa yakni Bung Karno.
Selama pelaksanaan kaderisasi, banyak materi yang diberikan. Mulai dari sejarah lahirnya Pancasila 1 Juni, Pancasila dan Marhaenisme, sejarah partai sejak PNI ke PDI sampai PDIP.
Begitu juga dengan pemetaan politik juga tak lepas pembahasan, bahkan Sharing season pengalaman soal Pileg dan Pilkadapun ditularkan kepada peserta.
“Kader harus memahami bahwa the way of life (cara hidup) Pancasila tidak hanya sekedar pembelajaran. Tapi Pancasila harus menjadi falsafah hidup.” tegas Nanda yang akrab dengan awak media. (HUKUMKriminal.net)
Penulis : Lukman