Beredar Video Acara Dangdutan di Kampus

Berbusana Minim, Mahasiswa IAIN Samarinda Protes Acara Dangdutan

Berita Utama Budaya Pendidikan
Mahasiswa IAIN Samarinda menggelar unjuk rasa sebagai bentuk protes acara dangdutan yang digelar sebuah perusahaan di Kampusnya. Dinilai tidak Islami karena penyanyinya menggunakan busana minim. (foto : ist)

HUKUMKriminal.Net, SAMARINDA : Mahasiswa IAIN Samarinda menggelar aksi mempertanyakan fungsi Auditorium IAIN Samarinda kepada pihak Rektorat menyusul beredarnya video dangdut dengan artis berbusana minim yang diduga digelar di Auditorium IAIN Samarinda, Sabtu (17/8/2019).

“Aksi yang kami lakukan tadi adalah mempertanyakan fungsi Auditorium IAIN Samarinda,” sebut Presiden Mahasiswa IAIN Samarinda, Zainal Mustofa kepada HUKUMKriminal.Net.

Fungsi auditorium, lanjut Mustofa,  yang digunakan untuk acara salah satu perusahaan di Kaltim disoalnya karena ada menggangu aktivitas Mahasiswa. Ia membenarkan video dangdut yang beredar tersebut adalah benar terjadi di dalam Auditorium Kampus II IAIN Samarinda.

“Ya mengenai video (dangdut perempuan menggunakan rok mini berjoget) benar itu. Dan acara itu cukup mengganggu aktivitas Mahasiswa. Padahal baru check sound,” jelasnya lebih lanjut.

Zainal menambahkan, perempuan yang berpakaian minim tersebut adalah artis yang didatangkan dan aksi itu bersama beberapa karyawan perusahaan yang hadir.

“Kami menolak kegiatan itu. Karena IAIN Samarinda adalah Kampus Islam, kegiatan itu tidak layak  ada di Kampus Islam. Terlebih dengan pakaian tidak senonoh seperti itu,” ujarnya tegas.

Mahasiswa lain yang enggan menyebutkan namanya menjelaskan, kejadian diizinkannya suatu kegiatan dilakukan di Auditorium Kampus II  IAIN Samarinda jelas telah menciderai visi IAIN Samarinda, yaitu menjadi perguruan Tinggi Islam unggul dan terdepan dalam pengembangan peradaban Islam. Dimana dalam misinya salah satunya mengembangkan ilmu pengetahuan, seni dan budaya keislaman.

Kegiatan tersebut bertentangan dengan kebudayaan dalam Islam. Bahkan bertentangan dengan nilai Islam dan norma kesopanan. Dengan beredarnya video terkait kegiatan tersebut, sangat merusak citra Perguruan Tinggi Negeri Islam satu-satunya di Kaltim.

“Kami sebagai Mahasiswa sangat menyesalkan hal ini. Semoga ke depannya tidak terulang kembali. Video itu benar adanya. Ini merupakan jejak digital yang kurang baik bagi IAIN Samarinda ke depannya,” keluhnya.

Dikonfirmasi terkait hal itu, M Abzar D selaku Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Samarinda mengatakan, intinya Mahasiswa tadi menuntut ketertiban penggunaan fasilitas Kampus.

“Kebetulan kami memiliki auditorium yang beberapa pihak luar meminjam untuk acara-acara tertentu, dan kebetulan tadi bertepatan dengan Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK),” cetusnya.

Abzar mengatakan pihaknya telah menjawab hal tersebut, ke depan setelah PBAK akan mengajak Mahasiswa duduk bersama membicarakan mekanisme penggunaan gedung yang dimaksud tersebut.

Mengenai video yang beredar tentang acara di Kampus tersebut, ia menyebutkan acara itu adalah gathering keluarga besar karyawan PAMA. Acara itu tertutup, tidak mengundang pihak luar, hanya internal mereka saja.

“Memang mereka menghadirkan semacam artis. Cuma ketika sedang check-check sound. Mungkin ada yang mengintip ke dalam, ya menimbulkan masalah bagi Mahasiswa,” bebernya.

Abzar menjelaskan lebih lanjut, acara silaturrahmi yang digelar tersebut menghadirkan artis-artis ibu kota, bukan konser tunggal. Dan hanya mengisi acara selingan di dalam acara tersebut.

“Saya diskusikan dengan pihak panitia agar menjaga etika karena dilaksankan di dalam Kampus. Saya sendiri belum melihat ke dalam apakah betul-betul mengumbar auratnya atau masih dalam batas kewajaran,” ucapnya.

Intinya, masih kata Abzar, acara itu mereka saja. Mereka sangat safety dan tidak diperlihatkan kepada orang luar. Sampai saat ini pihaknya tidak melihat pakaian-pakaian yang mengumbar aurat.

“Kalau foto-foto yang saya lihat di media sosial itu masih wajar. Dan saya tidak tahu pandangan umum. Mungkin kalau artis diindentik dengan mengumbar aurat dan sebagainya,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya sudah mengingatkan panitia untuk menjaga nilai-nilai etika yang kita junjung bersama. Dan itu kesepakatan dari awal.

“Kami sangat menyesalkan hal tersebut. Saya belum lihat video itu, saya hanya fokus berkomunikasi dengan panitia terkait peminjaman auditorium yang telah terlanjur dipinjamkan, dan tidak mungkin kami batalkan,” pungkasnya (HK.net)

Penulis : Rahman

Editor   : Lukman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *