TINGGAL BERDESAKAN DAN DI BAWAH TENDA

Tiba di Samarinda Sejak Pekan Lalu, Puluhan Pengungsi Belum Dapat Bantuan

Berita Utama Daerah Nasional
Selamat dari bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, para pengungsi ini tiba di Samarinda sejak pekan lalu. Namun ironis hingga saat ini belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah setempat. (foto : Gladis)

HUKUMKriminal.Net, SAMARINDA : Meski telah tiba sejak hari Rabu (3/10/2018) pekan lalu di Samarinda, namun puluhan pengungsi asal Palu dan Donggala belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat.

Untuk sementara para pengungsi ditampung berdesakan di rumah kerabat dengan kondisi seadanya, termasuk sejumlah anak Balita dan Lansia yang perlu mendapat perhatian lebih.

Hal ini dialami para pengungsi di Perumahan Talang Sari Samarinda, rumah berukuran kecil tersebut harus menampung tambahan 13 jiwa yang terdiri dari 8 orang dewasa dan 5 anak anak. Bahkan sebagian harus rela tinggal di tenda yang didirikan di halaman rumah.

Semenjak tiba di Samarinda mereka hanya menerima bantuan dari tuan rumah dan bantuan makanan dari tetangga sekitar, dalam pengakuannya para pengungsi ini memilih mengungsi ke Samarinda lantaran mengaku trauma akibat peristiwa gempa yang terjadi di Palu dan Donggala. Para pengungsi tersebut menggunakan Pesawat Hercules dengan tujuan Balikpapan, namun karena memiliki kerabat di Samarinda mereka memilih Samarinda untuk berlabuh.

Rifka, salah seorang pengungsi mengaku mengantri berjam-jam bersama dua orang anaknya untuk meninggalkan Palu. Namun demikian ia merasa lega lantaran sudah meninggalkan Palu, dan iapun belum memikirkan untuk kembali ke Palu karena hingga saat ini mengaku masih trauma.

“Kami mengantri di Palu berjam jam, naik kapal Hercules menuju Balikpapan. Kami belum berpikir untuk kembali karena kami masih trauma, apalagi anak-anak saya menangis terus, dan di sana kami dengar masih gempa, dan suami saya masih di Palu, tapi dia akan segera nyusul ke sini,” katanya saat ditemui HUKUMKriminal.Net, Selasa (9/10/2018).

Seorang Lansia bernama Tamrin (61) asal Palu bahkan mengalami sakit dan trauma akibat gempa yang melanda daerahnya, ia dibawa ke rumah sakit terdekat oleh Petugas PMI dengan menggunakan mobil  petugas pemadam kebakaran.

Di tempat lain, sebanyak 32 jiwa pengungsi asal Donggala telah tiba di Samarinda Senin malam dan menginap di rumah salah seorang kerabat di Jalan Proklamasi II, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang.

Dibandingkan pengungsi terdahulu, mereka ini masih bisa dikatakan cukup beruntung. Kedatangan mereka segera terpantau oleh petugas BPBD Kota Samarinda dan PMI serta sejumlah relawan. Para pengungsi ini membutuhkan makanan dan perlengkapan bayi, keperluan wanita dewasa, pakaian serta vitamin untuk memulihkan kondisi fisik yang mulai melemah.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, hingga saat ini jumlah pengungsi korban gempa dan tsunami di Samarinda sekitar seratus jiwa lebih, sementara dari BPBD Kota samarinda menyebutkan yang terdata sebanyak  55 jiwa dan kemungkinan masih bertambah.

“Sementara kami melakukan assesment untuk melaporkan ke pimpinan, total pengungsi yang kami data sebanyak 55 jiwa, kemungkinan akan bertambah. Untuk memudahkan penanganan kemungkinan para pengungsi ini akan kami satukan di satu tempat, namun tergantung instruksi pimpinan,” jelas Nanang, Humas Tanggap Darurat dan Evakuasi BPBD Kaltim. (HK.net)

Penulis  : Gladis                                                                                                                                                                                     Editor    : Lukman