Rumah Sekretaris PWI Kaltim Kebanjiran

Samarinda Masih Terendam Banjir, Ketinggian Air Menurun

Bencana Berita Utama Lingkungan
Keadaan air di rumah Sekretaris PWI Kaltim Wiwid Marhaendra Wijaya pada siang dan malam hari. (foto : 1st)

HUKUMKriminal.Net, SAMARINDA : Walaupun hujan tidak lagi mengguyur Kota Samarinda, namun sejumlah wilayah di bagian utara kota yang dijuluki Kota Tepian ini masih dilanda banjir dengan ketinggian bervariasi, Senin (10/6/2019) pagi.

Sesuai informasi yang diterima di Group Whatsapp Info Warga Samarinda pada Pukul 07:23 Wita diketahui ketinggian permukaan air Bendungan Benanga saat ini berada pada angka 70 TMA (Tinggi Muka Air), ini berarti mengalami penurunan sekitar 3 Cm dari informasi yang diterima kurang dari 24 jam sebelumnya dari Giyoto, penjaga Bendungan Benanga pada Pukul 15: 48 Wita yang menyebutkan ketinggian mencapai 73 TMA.

“Ini masih level aman, masih kuning. Kalau sudah merah waspada sudah,” jelas Giyoto saat dijumpai awak media di lokasi.

Dijelaskan Giyoto lebih lanjut, kejadian semacam ini pernah terjadi pada tahun 1998. Saat itu tanggul sempat jebol, namun saat ini masih pada level aman. Iapun menyebutkan salah satu penyebab banjir ini karena daerah resapan air seperti Bayur telah ditimbun dan menjadi perumahan.

Informasi yang dihimpun pagi ini diketahui daerah yang masih terendam banjir hingga saat ini di antaranya, Jalan PM Noor, Jalan Gelatik, Jalan S Parman, Jalan Cenderawasih, Jalan Pemuda, Jalan Merak, sebagian Perumahan Bengkuring, dan Temindung Permai.

Sampai pada Pukul 22:00 Wita malam tadi, ketinggian air di salah satu rumah warga di Jalan Pakis Merah 14 Blok D/623 Perumahan Bengkuring masih sekitar 75 Cm.

“Saya di Bengkuring, 75 Cm dalam rumah. Belum ada tanda-tanda surut, air bertahan,” ungkap Wiwid, Sekretaris PWI Kaltim saat dikonfirmasi pagi ini.

Wiwid juga mengatakan, ia memilih mengungsikan orang tua dan keluarganya sejak siang sekitar Pukul 15:00 Wita setelah aliran listrik dipadamkan sekitar Pukul 14:00 Wita, akibat air begitu cepat naik sejak subuh setelah hujan deras mengguyur.

Kepada rekan-rekan wartawan, ia menghimbau agar dalam pemberitaan terkait banjir agar teliti menuliskan waktu kejadiannya. Selain itu, ia juga berharap masyarakat tidak mengirim gambar-gambar yang bisa meresahkan masyarakat. Seperti ada kapal di depan Mall Lembuswana, karena itu bisa meresahkan masyarakat yang tidak tahu keadaan sebenarnya. (HK.net)

Penulis : Lukman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *