Veri : Pengerasan Jalan Saja Belum Ada
Reses ke Kampung Jan, Mobil Anggota DPRD Kaltim Amblas
HUKUMKriminal.Net, KUTAI BARAT : Veridiana Huraq Wang, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim asal daerah pemilihan (Dapil) Kutai Barat melaksanakan kegiatan reses di Kampung Tanjung, Kecamatan Jempang, Kamis (31/10/2019).
Saat menuju ke tempat tersebut, Veri menceritakan betapa sulitnya menjangkau daerah itu lantaran akses jalan yang tidak memadai. Mobil yang kendarainya mengalami amblas dalam lumpur.
“Di bawah mobil saya amblas, terpaksa naik Sepeda Motor ke tempat reses,” kata Veri dalam pesan WhatsApp-nya.
Selain banyak tantangan dan sekaligus harapan dari masyarakat yang disampaikan padanya dalam reses ini, kata Veri, keluhan utama adalah masalah infrastruktur jalan yang belum beraspal atau semenisasi,
“Pengerasan jalan saja belum ada,” jelas Veri.
Untuk sampai ke tempat tujuan reses, perjalanannya terpaksa harus naik Sepeda Motor. Ia harus dijemput warga agar bisa sampai.
Keluhan lain yang disampaikan warga pada kesempatan itu adalah masalah lahan pertanian yang potensinya cukup besar, hingga ratusan hektar. Namun belum digarap, wargapun meminta untuk dibantu dalam pembukaan lahannya.
Kemudian, warga juga menyampaikan aspirasinya terkait Beasiswa Bidikmisi. Terungkap bahwa beberapa anak yang sudah dikirim ke luar daerah dengan Beasiswa Bidikmisi dari provinsi saat ini terancam berhenti akibat tidak ada kelanjutan beasiswa.
“Ada sekolah SLB di pusat Ibu Kota dan anak-anak didik banyak datang dari kampung-kampung tapi tidak ada tempat pemondokan seperti asrama. Untuk menyewa atau kos orang tuanya tidak mampu, harapan masyarakat agar dibuatkan,” ungkap Veri lebih lanjut.
Selanjutnya ada keluhan terkait destinasi wisata di Kampung Tanjung Jan yang punya Danau Jempang yang besar, saat ini mengering karena kemarau panjang. Di sini juga tidak ada Lamin atau rumah budaya.
Menurutnya, warga di daerah ini banyak menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, salah satunya melalui perkebenunan Karet. Namun dengan harga komoditas ini hanya sekitar Rp5 Ribu per kilo, membuat masyarakat mengeluh.
“Lagi-lagi masyarakat mengeluh tentang harga Karet yang tidak kunjung membaik. Saat ini hanya sekitar lima ribuan per kilo. Ini masalah klasik, sudah bertahun-tahun belum ditemukan solusinya,” kata kader PDI Perjuangan ini menandaskan. (HK.net)
Penulis : Lukman