Baharudin : Longsor Ini Terjadi Agustus Tahun Lalu

Jebol Diterjang Longsor, Dinding Kelas SMP 13 Samarinda Belum Diperbaiki

Berita Utama Pendidikan
Setiap kali hujan deras turun sekolah diliburkan lantaran air bercampur lumpur merendam setiap ruangan. (foto : Gladis)

HUKUMKriminal.net, SAMARINDA : SMP Negeri 13 Samarinda tergenang banjir yang berada di Jalan Muang, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara ini terendam banjir lumpur. Penyebabnya hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda beberapa hari terakhir.

Bukan hanya itu, dinding kelas bagian belakang juga ikut jebol akibat longsor. Ironisnya peristiwa longsor ini sudah terjadi sejak setahun lalu dan hingga kini belum dibenahi. Akibat peristiwa ini, 2 ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar tidak bisa lagi digunakan.

Menurut Baharudin, Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Samarinda menyebutkan, longsor itu terjadi pada bulan Agustus 2019 lalu, akibatnya ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar tersebut tidak bisa digunakan lagi. Siswa-siswi yang biasa menempati 2 ruangan di kelas itu kini dileburkan dan sekolah hanya menggunakan 6 kelas.

“Longsor ini terjadi Agustus tahun lalu, saat itu kita baru saja menerima siswa baru, waktu itu terjadi hujan deras dan menyebabkan terjadi longsor dan dinding ruangan jebol. Akibatnya dua kelas tidak bisa lagi dipakai, siswa-siswi dileburkan, suasana di kelas pastinya sumpek,” jelas Baharudin saat ditemui di sekolahnya, Selasa (16/6/2020).

Baharuddin mengatakan lebih lanjut, sekolah yang memiliki 710 orang siswa ini kondisinya cukup memprihatinkan. Karena banjir sering menggenangi sekolah jika terjadi hujan lebat, bahkan siswa kerap diliburkan akibat banjir tersebut.

“Yang selalu membebani pikiran kami itu ya banjir itu, karena tiap kali hujan deras datang, pasti sekolah kami kebanjiran. Kami ingin memberikan layanan terbaik untuk siswa, namun kondisi tidak memungkinkan. Mau diapakan, apalagi orang-orang yang mau sekolah disini cukup banyak, ya kami jalani aja dengan semaksimal mungkin,” jelasnya.

Musibah longsor ini sudah disampaikan pihak sekolah kepada Dinas Pendidikan, masih kata Baharudin, namun hingga kini sekolah tersebut belum dibenahi, karena anggaran yang digunakan dialihkan ke penanganan Covid-19. iapun berharap pemerintah secepatnya membenahi sekolah ini sehingga animo siswa dalam proses belajar mengajar cukup tinggi.

“Sebenarnya sudah ada anggaran untuk rehab dua kelas, tapi karena terjadi wabah, sehingga dialihkan untuk penanganan Corona. Sebenarnya gedung-gedung yang ada ini sudah tua semua, kami berharap ada wajah baru dengan adanya gedung yang sudah direhab,” tandasnya. (HK.net)

Penulis : Amin Gladis

Editor   : Lukman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *